2.2. Fungsi dan sasaran Sistem Operasi
Secara garis besar mempunyai 2 tugas utama, yaitu sebagai : a. Pengelola seluruh sumber daya pada sistem komputer (resource manager) Yang dimaksud dengan sumber daya pada sistem komputer adalah semua komponen yang memberikan fungsi (manfaat) atau dengan pengertian lain adalah semua yang terdapat atau terhubung ke sistem komputer yang dapat untuk memindahkan,menyimpan,dan memproses data,serta untuk mengendalikan fungsi-fungsi tersebut. Sumber daya pada sistem komputer, antara lain : a.1 Sumber daya fisik, misalnya : · Keyboard, bar-code reader, mouse, joystick, light-pen, track-ball, touch-screen, pointing devices, floppy disk drive, harddisk, tape drive, optical disk, CD ROM drive, CRT, LCD, printer, modem, ethernet card, PCMCIA, RAM, cache memory, register, kamera, sound card, radio, digitizer, scanner, plotter, dan sebagainya. Salah satu sasaran yang harus dicapai sistem operasi adalah dapat memanfaatkan seluruh sumber daya agar dapat digunakan secara efektif dan efisien mungkin. a.2 Sumber daya abstrak, terdiri dari : a.2.1 Data, misalnya : · Semaphore untuk pengendalian sinkronisasi proses-proses, PCB (Process Control Block) untuk mencatat dan mengendalikan proses, tabel segmen, tabel page, i-node, FAT, file dan sebagainya. a.2.2 Program Adalah kumpulan instruksi yang dapat dijalankan oleh sistem komputer, yang dapat berupa utilitas dan program aplikasi pengolahan data tertentu. b. Penyedia layanan (extended/virtual machine) Secara spesifik berfungsi : b.1 Memberi abstaksi mesin tingkat tinggi yang lebih sederhana dan menyembunyikan kerumitan perangkat keras. Sistem operasi menyediakan system call (API=Application Programming Interface) yang berfungsi menghindarkan kompleksitas pemograman dengan memberi sekumpulan instruksi yang mudah digunakan. b.2 Basis untuk program lain. Program aplikasi dijalankan di atas sistem operasi yang bertujuan untuk memanfaatkan dan mengendalikan sumber daya sistem komputer secara benar,efisien,dan mudah dengan meminta layanan sistem operasi. Untuk memberikan fungsi-fungsi tersebut, sistem operasi mempunyai beberapa subsistem, antara lain : a. Manajemen proses b. Manajemen memori c. Manajemen berkas d. Manajemen perangkat masukan/keluaran e. Pengamanan sistem f. Sistem komunikasi g. Dan sebagainya
PT.GARUDA INDONESIA
Kamis, 02 Juni 2016
FUNGSI OPERASI PT GARUDA
PROFIL PT GARUDA
SEJARAH TENTANG PT.GARUDA INDONESIA
Garuda IndonesiaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Garuda Indonesia
Penerbangan Garuda Indonesia
Logo Garuda Indonesia (Sejak Agt’08).jpg
IATA ICAO Kode panggil
GA GIA Indonesia
Didirikan 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways)
Hub Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Bandara Internasional Ngurah Rai
Bandara Juanda
Kota fokus Jakarta, Surabaya, Denpasar
Program frequent flyer Garuda Frequent Flyer
Lounge penumpang Garuda Executive Lounge
Aliansi Sky Team
Ukuran armada 46 (Mei 2007)
Kota tujuan 43
Kantor pusat Jakarta, Indonesia
Orang penting Emirsyah Satar (CEO)
Situs web http://www.garuda-indonesia.com
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan.
Daftar isi
[sembunyikan]
* 1 Kode data
* 2 Sejarah
* 3 Asal nama Garuda Indonesia
* 4 Livery dan kabin baru
* 5 Armada
* 6 Kota Tujuan
* 7 Musibah
* 8 Rujukan
* 9 Pranala luar
[sunting] Kode data
* IATA Kode: GA
* ICAO Kode: GIA
* Callsign: Indonesia
[sunting] Sejarah
Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.
26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama maskapai ini adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch Indie Luchtvaart Maatschappij (KNILM), perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya di tahun 1954 ke pemerintah Indonesia.
Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pioneer lainnya di Asia.
Pada 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada 1955 pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.
Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di Haarlemmeer, Belanda, Eropa.
Tahun 1970-an Garuda mengambil Jet kecil DC-9 dan Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Dan juga Boeing 737, juga McDonnell Douglas MD-11.
Dalam tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, dan maskapai ini mengalami periode ekonomi sulit. Tetapi, dalam tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.
Salah satu lelucon awal mengenai maskapai penerbangan ini adalah bahwa Garuda merupakan akronim dari “Good Airline Run Under Dutch Administration” (Maskapai penerbangan yang baik bila dijalankan di bawah administrasi Belanda) atau “Good And Reliable Under Dutch Administration” (Maskapai yang baik dan terpercaya bila dijalankan di bawah administrasi Belanda). Ini mungkin merujuk pada kenyataan bahwa 10 tahun pertama, Garuda dikelola oleh KLM.
[sunting] Asal nama Garuda Indonesia
Pada 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden (“Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu”)
Maka pada 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran – Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini
[sunting] Livery dan kabin baru
Logo Garuda Indonesia 1986-2009
Mulai Juli 2009, Garuda Indonesia telah menggunakan livery baru pada beberapa pesawatnya yang terbaru yaitu pada Airbus A330-200 dengan registrasi PK-GPJ PK-GPK dan PK-GPH, serta sebuah Boeing 737-800 dengan registrasi PK-GMA. Keempat pesawat tersebut telah diperbaharui tampilan eksteriornya dengan livery baru untuk menyegarkan penampilan maskapai Garuda Indonesia.
Kabin pesawat Garuda Indonesia yang baru juga dilengkapi dengan PTV (Personal Television) pada setiap kursinya, 11 inci untuk kelas bisnis dan 8 inci untuk kelas ekonomi. Warna biru yang dominan pada kursi lama pesawat juga diubah. Warna merah maroon digunakan pada kursi kelas bisnis, sedangkan kombinasi warna coklat tua – coklat muda digunakan pada kursi kelas ekonomi.
[sunting] Armada
Boeing 747-200 Garuda (masih dengan logo lama) di Zurich, Swiss, pada bulan Mei 1985.
Boeing 747-400 Garuda (masih dengan livery lama) di Narita, Jepang, pada bulan Juli 2005.
Armada Garuda Indonesia per Mei 2009 terdiri dari:[1]
* 2 Templat:Airbus A330-200
* 6 Airbus A330-300 (IATA:333 ICAO:A333)
* 11 Boeing 737-300 (IATA:733 ICAO:B733)
* 19 Boeing 737-400 (IATA:734 ICAO:B734)
* 5 Boeing 737-500 (IATA:735 ICAO:B735)
* 14 Boeing 737-800 (IATA:738 ICAO:B738)
* 3 Boeing 747-400 (IATA:744 ICAO:B744)Keluar dari armada=2011
Garuda juga akan menambahkan armadanya dengan:[2]
* 2009 – Boeing 737-800 (8)
* 2009 – Airbus 330-200 (4)
* 2010 – Boeing 737-800 (10)
* 2010 – Boeing 777-300ER (10)
* 2011 – Boeing 737-800 (5)
* 2012 – Boeing 737-800 (2)
* 2011-2013 – Boeing787-8 Dreamliner (10)
[sunting] Kota Tujuan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kota tujuan Garuda Indonesia
[sunting] Musibah
Beberapa musibah yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:
* 6 Maret 1979 – Garuda Indonesia Penerbangan 553 menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki menewaskan keempat awaknya.
* 11 Juli 1979 – Fokker F-28 Garuda Indonesia menabrak lereng Gunung Pertektekan menewaskan 57 penumpang beserta 4 orang awaknya.
* 20 Maret 1982 – Fokker F-28 Garuda Indonesia terperosok setelah mendarat di Bandara Branti, Lampung menewaskan 23 penumpang beserta 4 orang awaknya.
* 26 September 1997 – Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh di Desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 222 orang dan 12 awak pesawat.
* 17 Januari 2002 – Garuda Indonesia Penerbangan 421 mendarat darurat di Bengawan Solo menewaskan 1 awak pesawat.
* 7 Maret 2007 – Garuda Indonesia Penerbangan 200 terbakar dan meledak sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto Kota Yogyakarta. Sedikitnya 22 orang meninggal dunia. Pesawat tersebut membawa penumpang sebanyak 133 orang dan 7 awak.[3]
[sunting] Rujukan
1. ^ Situs web Garuda Indonesia: Armada Kami, URL diakses pada 26 Mei 2009
2. ^ “News Detail Garuda Indonesia to Add 25 New Aircraft Starting 2009”, URL diakses pada 26 Mei 2007
3. ^ “Hatta: Identifikasi Korban Tewas Garuda Juga Gunakan Tes DNA”, Detikcom, 7 Maret 2007
[sunting] Pranala luar
* (en) Situs resmi Garuda Indonesia
* (en) Detail armada Garuda Indonesia
* (id) PT. Garuda Indonesia B2B cabang Surabaya
[tampilkan]
l • d • s
Daftar maskapai penerbangan di Indonesia
Beroperasi
Airfast Indonesia · Auvia Air · Batavia Air · Bayu Indonesia · Bristow Masayu Helicopters · Citilink · Deraya Air Taxi · Dirgantara Air Service · Efata Papua Airlines · Garuda Indonesia · Gatari Hutama Air Services · Indonesia AirAsia · Indonesia Air Transport · Kartika Airlines · Linus Airways · Lion Air · Mandala Airlines · Mantrust Asahi Airways · Merpati Nusantara Airlines · Mission Aviation Fellowship · National Air Charter · Nurman Avia Indopura · Pelita Air Service · Pusdiklat Perhubungan Udara/Plp · Republic Express Airlines · Riau Airlines · Sabang Merauke Raya Air Charter · Seulawah Nad Air · Sriwijaya Air · Star Air · Survey Udara (Penas) · Travel Express · Trigana Air Service · Tri-MG Intra Asia Airlines · Wings Air
Tidak beroperasi
Adam Air · Air Paradise International · Asia Avia Megatama · Bali Air · Bouraq Indonesia Airlines · Indonesian Airlines · Jatayu Airlines · Sempati Air
[tampilkan]
l • d • s
Bendera Indonesia Badan Usaha Milik Negara Indonesia
Jasa keuangan,
jasa konstruksi,
dan jasa lainnya
Bank Mandiri · BNI · BRI · BTN · Asabri · Asuransi Ekspor Indonesia · Asuransi Jasa Indonesia · Jasa Raharja · Jiwasraya · Askes · Jamsostek · Reasuransi Umum Indonesia · Taspen · Pegadaian · Sarana Pengembangan Usaha · Danareksa · Kliring Berjangka · PANN · PNM · Perumnas · Adhi Karya · Brantas Abipraya · Hutama Karya · Istaka Karya · Nindya Karya · Pembangunan Perumahan · Waskita Karya · Wijaya Karya · Bina Karya · Indah Karya · Indra Karya · Virama Karya · Yodya Karya · Amarta Karya · Jasa Marga · Biro Klasifikasi Indonesia · Sucofindo · Survai Udara Penas · Surveyor Indonesia · Jasa Tirta I · Jasa Tirta II · PPA · RS AB Harapan Kita · RS Dr. Cipto Mangunkusumo · RS Dr. Wahidin · RS Fatmawati · RS Hasan Sadikin · RS Jantung Harapan Kita · RS Kanker Dharmais · RS Dr. Kariadi · RS M. Djamil · RS Dr. M. Husein · RS Persahabatan · RS Sanglah · RS Sardjito · PFN
Logistik
dan pariwisata
Pelindo I · Pelindo II · Pelindo III · Pelindo IV · ASDP · Bahtera Adhiguna · Djakarta Lloyd · Pelni · Angkasa Pura I · Angkasa Pura II · DAMRI · PPD · Kereta Api · Garuda Indonesia · Merpati Nusantara Airlines · Bulog · Bhanda Ghara Reksa · Pos Indonesia · Varuna Tirta Prakasya · Perusahaan Perdagangan Indonesia · PP Berdikari · Sarinah · Pengerukan Indonesia · Biofarma · Indofarma · Kimia Farma · Bali Tourism Development · Hotel Indonesia Natour · TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko · Kawasan Berikat Nusantara · Kawasan Industri Makasar · Kawasan Industri Medan · Kawasan Industri Wijaya Kusuma · PDI Pulau Batam · Dok dan Perkapalan Kodja Bahari · PAL Indonesia · Industri Kapal Indonesia
Penerbitan, percetakan,
kehutanan, kertas,
dan agro industri
PTPN I · PTPN II · PTPN III · PTPN IV · PTPN V · PTPN VI · PTPN VII · PTPN VIII · PTPN IX · PTPN X · PTPN XI · PTPN XII · PTPN XIII · Pertani · Sang Hyang Seri · Prasarana Perikanan Samudra · Perikanan Samodra Besar · Perikani · Tirta Raya Mina · Usaha Mina · Asean Aceh Fertilizer · Pupuk Sriwidjaja · Perhutani · Inhutani I · Inhutani II · Inhutani III · Inhutani IV · Inhutani V · Kertas Kraft Aceh · Kertas Leces · Percetakan Negara · Peruri · Balai Pustaka · Pradnya Paramita
Energi, pertambangan,
industri strategis,
dan telekomunikasi
Antam · Tambang Batubara Bukit Asam · Pertamina · Sarana Karya · Timah · Koneba · PGN · PLN · Batan · INKA · Inti · LEN Industri · Barata Indonesia · Boma Bisma Indra · Krakatau Steel · RRI · Telkom · Dahana · Pindad · Semen Baturaja · Semen Gresik · Cambrics Primissima · Industri Sandang Nusantara · Garam · Iglas · Industri Soda Indonesia
LATAR BELAKANG PT GARUDA
SEJARAH TENTANG PT.GARUDA INDONESIA
Garuda IndonesiaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Garuda Indonesia
Penerbangan Garuda Indonesia
Logo Garuda Indonesia (Sejak Agt’08).jpg
IATA ICAO Kode panggil
GA GIA Indonesia
Didirikan 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways)
Hub Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Bandara Internasional Ngurah Rai
Bandara Juanda
Kota fokus Jakarta, Surabaya, Denpasar
Program frequent flyer Garuda Frequent Flyer
Lounge penumpang Garuda Executive Lounge
Aliansi Sky Team
Ukuran armada 46 (Mei 2007)
Kota tujuan 43
Kantor pusat Jakarta, Indonesia
Orang penting Emirsyah Satar (CEO)
Situs web http://www.garuda-indonesia.com
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos dalam legenda pewayangan.
Daftar isi
[sembunyikan]
* 1 Kode data
* 2 Sejarah
* 3 Asal nama Garuda Indonesia
* 4 Livery dan kabin baru
* 5 Armada
* 6 Kota Tujuan
* 7 Musibah
* 8 Rujukan
* 9 Pranala luar
[sunting] Kode data
* IATA Kode: GA
* ICAO Kode: GIA
* Callsign: Indonesia
[sunting] Sejarah
Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.
26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama maskapai ini adalah Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch Indie Luchtvaart Maatschappij (KNILM), perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda adalah hasil joint venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya di tahun 1954 ke pemerintah Indonesia.
Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3. Pada mulanya, Garuda memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pioneer lainnya di Asia.
Pada 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada 1955 pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.
Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di Haarlemmeer, Belanda, Eropa.
Tahun 1970-an Garuda mengambil Jet kecil DC-9 dan Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Dan juga Boeing 737, juga McDonnell Douglas MD-11.
Dalam tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, dan maskapai ini mengalami periode ekonomi sulit. Tetapi, dalam tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.
Salah satu lelucon awal mengenai maskapai penerbangan ini adalah bahwa Garuda merupakan akronim dari “Good Airline Run Under Dutch Administration” (Maskapai penerbangan yang baik bila dijalankan di bawah administrasi Belanda) atau “Good And Reliable Under Dutch Administration” (Maskapai yang baik dan terpercaya bila dijalankan di bawah administrasi Belanda). Ini mungkin merujuk pada kenyataan bahwa 10 tahun pertama, Garuda dikelola oleh KLM.
[sunting] Asal nama Garuda Indonesia
Pada 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Noto Soeroto di zaman kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw eilanden (“Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu”)
Maka pada 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran – Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini
[sunting] Livery dan kabin baru
Logo Garuda Indonesia 1986-2009
Mulai Juli 2009, Garuda Indonesia telah menggunakan livery baru pada beberapa pesawatnya yang terbaru yaitu pada Airbus A330-200 dengan registrasi PK-GPJ PK-GPK dan PK-GPH, serta sebuah Boeing 737-800 dengan registrasi PK-GMA. Keempat pesawat tersebut telah diperbaharui tampilan eksteriornya dengan livery baru untuk menyegarkan penampilan maskapai Garuda Indonesia.
Kabin pesawat Garuda Indonesia yang baru juga dilengkapi dengan PTV (Personal Television) pada setiap kursinya, 11 inci untuk kelas bisnis dan 8 inci untuk kelas ekonomi. Warna biru yang dominan pada kursi lama pesawat juga diubah. Warna merah maroon digunakan pada kursi kelas bisnis, sedangkan kombinasi warna coklat tua – coklat muda digunakan pada kursi kelas ekonomi.
[sunting] Armada
Boeing 747-200 Garuda (masih dengan logo lama) di Zurich, Swiss, pada bulan Mei 1985.
Boeing 747-400 Garuda (masih dengan livery lama) di Narita, Jepang, pada bulan Juli 2005.
Armada Garuda Indonesia per Mei 2009 terdiri dari:[1]
* 2 Templat:Airbus A330-200
* 6 Airbus A330-300 (IATA:333 ICAO:A333)
* 11 Boeing 737-300 (IATA:733 ICAO:B733)
* 19 Boeing 737-400 (IATA:734 ICAO:B734)
* 5 Boeing 737-500 (IATA:735 ICAO:B735)
* 14 Boeing 737-800 (IATA:738 ICAO:B738)
* 3 Boeing 747-400 (IATA:744 ICAO:B744)Keluar dari armada=2011
Garuda juga akan menambahkan armadanya dengan:[2]
* 2009 – Boeing 737-800 (8)
* 2009 – Airbus 330-200 (4)
* 2010 – Boeing 737-800 (10)
* 2010 – Boeing 777-300ER (10)
* 2011 – Boeing 737-800 (5)
* 2012 – Boeing 737-800 (2)
* 2011-2013 – Boeing787-8 Dreamliner (10)
[sunting] Kota Tujuan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kota tujuan Garuda Indonesia
[sunting] Musibah
Beberapa musibah yang terjadi pada maskapai Garuda Indonesia antara lain adalah:
* 6 Maret 1979 – Garuda Indonesia Penerbangan 553 menabrak lereng Gunung Bromo di ketinggian 6.200 kaki menewaskan keempat awaknya.
* 11 Juli 1979 – Fokker F-28 Garuda Indonesia menabrak lereng Gunung Pertektekan menewaskan 57 penumpang beserta 4 orang awaknya.
* 20 Maret 1982 – Fokker F-28 Garuda Indonesia terperosok setelah mendarat di Bandara Branti, Lampung menewaskan 23 penumpang beserta 4 orang awaknya.
* 26 September 1997 – Garuda Indonesia Penerbangan 152 jatuh di Desa Buah Nabar, kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 222 orang dan 12 awak pesawat.
* 17 Januari 2002 – Garuda Indonesia Penerbangan 421 mendarat darurat di Bengawan Solo menewaskan 1 awak pesawat.
* 7 Maret 2007 – Garuda Indonesia Penerbangan 200 terbakar dan meledak sesaat setelah mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto Kota Yogyakarta. Sedikitnya 22 orang meninggal dunia. Pesawat tersebut membawa penumpang sebanyak 133 orang dan 7 awak.[3]
[sunting] Rujukan
1. ^ Situs web Garuda Indonesia: Armada Kami, URL diakses pada 26 Mei 2009
2. ^ “News Detail Garuda Indonesia to Add 25 New Aircraft Starting 2009”, URL diakses pada 26 Mei 2007
3. ^ “Hatta: Identifikasi Korban Tewas Garuda Juga Gunakan Tes DNA”, Detikcom, 7 Maret 2007
[sunting] Pranala luar
* (en) Situs resmi Garuda Indonesia
* (en) Detail armada Garuda Indonesia
* (id) PT. Garuda Indonesia B2B cabang Surabaya
[tampilkan]
l • d • s
Daftar maskapai penerbangan di Indonesia
Beroperasi
Airfast Indonesia · Auvia Air · Batavia Air · Bayu Indonesia · Bristow Masayu Helicopters · Citilink · Deraya Air Taxi · Dirgantara Air Service · Efata Papua Airlines · Garuda Indonesia · Gatari Hutama Air Services · Indonesia AirAsia · Indonesia Air Transport · Kartika Airlines · Linus Airways · Lion Air · Mandala Airlines · Mantrust Asahi Airways · Merpati Nusantara Airlines · Mission Aviation Fellowship · National Air Charter · Nurman Avia Indopura · Pelita Air Service · Pusdiklat Perhubungan Udara/Plp · Republic Express Airlines · Riau Airlines · Sabang Merauke Raya Air Charter · Seulawah Nad Air · Sriwijaya Air · Star Air · Survey Udara (Penas) · Travel Express · Trigana Air Service · Tri-MG Intra Asia Airlines · Wings Air
Tidak beroperasi
Adam Air · Air Paradise International · Asia Avia Megatama · Bali Air · Bouraq Indonesia Airlines · Indonesian Airlines · Jatayu Airlines · Sempati Air
[tampilkan]
l • d • s
Bendera Indonesia Badan Usaha Milik Negara Indonesia
Jasa keuangan,
jasa konstruksi,
dan jasa lainnya
Bank Mandiri · BNI · BRI · BTN · Asabri · Asuransi Ekspor Indonesia · Asuransi Jasa Indonesia · Jasa Raharja · Jiwasraya · Askes · Jamsostek · Reasuransi Umum Indonesia · Taspen · Pegadaian · Sarana Pengembangan Usaha · Danareksa · Kliring Berjangka · PANN · PNM · Perumnas · Adhi Karya · Brantas Abipraya · Hutama Karya · Istaka Karya · Nindya Karya · Pembangunan Perumahan · Waskita Karya · Wijaya Karya · Bina Karya · Indah Karya · Indra Karya · Virama Karya · Yodya Karya · Amarta Karya · Jasa Marga · Biro Klasifikasi Indonesia · Sucofindo · Survai Udara Penas · Surveyor Indonesia · Jasa Tirta I · Jasa Tirta II · PPA · RS AB Harapan Kita · RS Dr. Cipto Mangunkusumo · RS Dr. Wahidin · RS Fatmawati · RS Hasan Sadikin · RS Jantung Harapan Kita · RS Kanker Dharmais · RS Dr. Kariadi · RS M. Djamil · RS Dr. M. Husein · RS Persahabatan · RS Sanglah · RS Sardjito · PFN
Logistik
dan pariwisata
Pelindo I · Pelindo II · Pelindo III · Pelindo IV · ASDP · Bahtera Adhiguna · Djakarta Lloyd · Pelni · Angkasa Pura I · Angkasa Pura II · DAMRI · PPD · Kereta Api · Garuda Indonesia · Merpati Nusantara Airlines · Bulog · Bhanda Ghara Reksa · Pos Indonesia · Varuna Tirta Prakasya · Perusahaan Perdagangan Indonesia · PP Berdikari · Sarinah · Pengerukan Indonesia · Biofarma · Indofarma · Kimia Farma · Bali Tourism Development · Hotel Indonesia Natour · TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko · Kawasan Berikat Nusantara · Kawasan Industri Makasar · Kawasan Industri Medan · Kawasan Industri Wijaya Kusuma · PDI Pulau Batam · Dok dan Perkapalan Kodja Bahari · PAL Indonesia · Industri Kapal Indonesia
Penerbitan, percetakan,
kehutanan, kertas,
dan agro industri
PTPN I · PTPN II · PTPN III · PTPN IV · PTPN V · PTPN VI · PTPN VII · PTPN VIII · PTPN IX · PTPN X · PTPN XI · PTPN XII · PTPN XIII · Pertani · Sang Hyang Seri · Prasarana Perikanan Samudra · Perikanan Samodra Besar · Perikani · Tirta Raya Mina · Usaha Mina · Asean Aceh Fertilizer · Pupuk Sriwidjaja · Perhutani · Inhutani I · Inhutani II · Inhutani III · Inhutani IV · Inhutani V · Kertas Kraft Aceh · Kertas Leces · Percetakan Negara · Peruri · Balai Pustaka · Pradnya Paramita
Energi, pertambangan,
industri strategis,
dan telekomunikasi
Antam · Tambang Batubara Bukit Asam · Pertamina · Sarana Karya · Timah · Koneba · PGN · PLN · Batan · INKA · Inti · LEN Industri · Barata Indonesia · Boma Bisma Indra · Krakatau Steel · RRI · Telkom · Dahana · Pindad · Semen Baturaja · Semen Gresik · Cambrics Primissima · Industri Sandang Nusantara · Garam · Iglas · Industri Soda Indonesia
KELEMAHAN PT GARUDA
KELEMAHAN PT.GARUDA :
- - Biaya operational yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat cukup tinggi diantara penerbangan domestik lainnya
- - Tingginya tingkat KKN di dalam perusahaan yang dapat merugikan perusahaan
- - Garuda mempunyai utang yang sangat banyak
KEUNGGULAN PT GARUDA
keunggulan garuda indonesia dengan maskapai lainnya
Disini saya akan menjelaskan keunggulan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan maskapai lainnya.1. Ketepatan waktu penerbangan
Data Kementerian Perhubungan dari bulan Januari hingga Juni 2013:
Berikut peringkat On Time Performance maskapai Januari-Juni 2013:
1. Garuda Indonesia 87,24%
2. Batik Air 83,4%
3. Tigerair Mandala atau Mandala Airlines 81,76%
4. Sriwijaya Air 80,34%
5. Wings Air 79,38%
6. Citilink 77,8%
7. Lion Air 75,8%
8. Indonesia AirAsia 74,7%
9. Merpati Nusantara Airlines 70,46%
2. Kenyamanan,
Meskipun jarak antar bangkunya tidak seberapa signifikan dan masih terasa rapat, hidangan yang disajikan di dalam pesawat cukup untuk mengganjal perut selama penerbangan. Beberapa maskapai malah hanya menyediakan air mineral atau bahkan hanya membagikan permen.
3. Keamanan.
Profesionalitas keamanan, ketersediaan GMF (Garuda Maintenance Facilities) sebagai ‘bengkel’ pesawat Garuda seolah – olah menjadi jaminan tersendiri bahwa pesawat Garuda selalu ‘ganti oli’ dan ‘masuk bengkel’ pada waktunya.
4 Pengakuan internasional.
Pengakuan Uni Eropa dengan membolehkan maskapai ini boleh mendarat di sana juga menunjukkan kualitas maskapai ini. Terlepas dari berbagai isu terkait larangan terbang ke Eropa, penerimaan ini adalah suatu prestasi tersendiri mengingat ketatnya standar yang diterapkan di sana.
visi-misi PT Garuda
Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan penerbangan yang andal
dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia
menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
Sebagai Perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
Langganan:
Postingan (Atom)